Manusia Menghasilkan Sesuatu yang Tidak Diinginkan

Salah satu hal produktif yang seringkali kita lakukan adalah menghasilkan limbah; Mulai dari aktivitas biologis dasar kita seperti bernapas hingga pergerakan besar seperti revolusi industri, kita semua melakukan hal ini. Fakta lain juga menunjukkan bahwa gaya hidup konsumeris mendorong sebagian besar perekonomian dunia, dan limbah merupakan salah satu jenisnya. Dan yang lebih parahnya lagi, produk sampingan dari gaya hidup perkotaan yang biasa disebut dengan sampah kota bahkan tumbuh lebih cepat dibanding urbanisasinya. Hal ini kemudian menjadi "isu manusia" yang kita tak bisa hidup tanpanya. Jadi,bagaimana cara kita hidup dengan mereka?

Mungkin kita tidak akan pernah bisa membayangkan seberapa buruk angka dari data berikut ini. Setiap harinya didaerah Jabodetabek, 30 juta orang menghasilkan ± 14.000 ton sampah [1]; ± 30.000 MLD air limbah domestik; dan ± 563.000 ton CO2 [2]. Sampah kota merupakan sumber besar metana yang berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca (GRK) dan juga meningkatkan lindi dari fraksi organiknya. Air limbah yang tidak diolah dengan benar memberikan dampak yang sangat merugikan  sumber air yang biasa kita gunakan untuk sumber air minum.

Cadangan air yang melimpah bukan berarti menyelamatkan kita dari kelangkaan air, karena yang menjadi perhatian adalah bagaimana cara mengelola sumber daya air yang berkelanjutan. Karbon dioksida (CO2) yang diemisikan melalui aktivitas manusia merupakan gas rumah kaca (GRK) utama. Emisi gas rumah kaca yang terus menerus menyebabkan pemanasan global dan memiliki dampak jangka panjang yang tidak dapat diubah pada lingkungan dan juga manusia.
 
Konsentrasi polutan yang lebih tinggi juga dapat menyebabkan berkurangnya kapasitas pemurnian diri alam semesta. Lalu, degradasi ekosistem sudah ada di depan mata kita, mengabaikan tantangan tersebut justru akan memperburuk keadaan. Indonesia sebagai negara berpenduduk padat yang tersebar di pulau-pulau tropis, dinilai sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Pendekatan yang lebih baik untuk pengelolaan air akan sangat penting untuk pertumbuhan hijau, karena air rentan terhadap variabilitas dan perubahan iklim. Air memiliki interaksi yang kuat dengan sektor sosial ekonomi utama lainnya termasuk sanitasi dan kebersihan, pemukiman manusia, pertanian, energi, dan ekosistem.

Dengan kekuatan ini, pengolahan air limbah menawarkan berbagai peluang adaptasi dan mitigasi, salah satunya yaitu dengan menerapkan teknologi IPAL di Indonesia ( Instalasi Pengolahan Air Limbah ). Air dan sanitasi yang dikelola dengan aman akan melindungi kesehatan masyarakat selama dampak buruk dari peningkatan banjir dan kekeringan. Konservasi air -penggunaan secara efisien dan pengurangan kehilangan air, yang dilakukan dengan cara menggunakan kembali air limbah dan konstituennya. Dengan melakukan hal tersebut secara langsung kita tidak hanya berkontribusi dalam penerapan gas rumah kaca, tetapi juga menghemat biaya operasional.

Sayangnya, krisis iklim ini tidak dapat diselesaikan hanya dengan meningkatkan adaptasi dalam pengelolaan air, mitigasi saja bahkan tidak akan menyelesaikan krisis air atau memenuhi SDG untuk penyediaan air dan sanitasi. Air memiliki adaptasi dan mitigasi yang ditawarkan kerangka kerja perubahan iklim. Jadi, mengabaikan peran dalam memperbaiki pengelolaan air pasti akan menggagalkan kemajuan signifikan dalam menyelesaikan krisis iklim dan air.

 

Hak cipta artikel ini dimiliki oleh PJL Enviro. Hal ini memungkinkan siapa pun untuk menyalin, mendistribusikan kembali, mencampur ulang, mentransmisikan, dan mengadaptasi karya asalkan karya asli dan sumbernya dikutip dengan tepat.
OTHER ARTICLES
  • Cara Pengolahan Limbah ( IPAL ) Dengan Teknik Sludge Drying Bed

    Pengolahan limbah yang beroperasi dengan baik pada umumnya memiliki kandungan lumpur cair keluaran dari...
    BACA LEBIH LANJUT
  • 3 Cara Merayakan Hari Bumi

    Hari Bumi Sedunia dirayakan pada 22 April setiap tahun. Hari bumi bertujuan untuk meningkatkan kesadaran...
    BACA LEBIH LANJUT
  • MENGENAL BANGUNAN SEDIMENTASI

    Pada sistem IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), pada umumnya diperlukan bangunan pengendapan atau...
    BACA LEBIH LANJUT

Solusi Pengolahan Air Limbah yang Inovatif

Memberikan layanan dengan standar Internasional untuk aplikasi lokal Anda sebagai penyedia solusi Pengolahan Air Limbah terkemuka di Indonesia.