Seiring berkembangnya era 4.0 yang biasa disebut juga dengan revolusi industri, kebutuhan dalam bidang industri juga pun ikut meningkat, hal ini mengakibatkan jumlah limbah buangan yang semakin meningkat pesat. Air limbah yang di hasilkan dari kegiatan industri harus mencapai standar baku mutu yang sudah ditetapkan sebelum di buang ke lingkungan demi keamanan dan kelestarian lingkungan.
Limbah-limbah pada dasarnya memiliki tingkat COD, kandungan zat organik, dan BOD sangat tinggi yang dimana hal ini dapat berpotensi dalam mencemari lingkungan. Oleh karena itu, pengolahan limbah cair harus dilakukan dengan baik sebelum dibuang ke pembuangan akhir.
Pengolahan limbah dilakukan dengan penggunaan pengolahan air (IPAL/WWTP). Pengolahan limbah yang mengandung beban organik dapat diolah secara aerobic/aerob atau anaerobic/anaerob. Proses aerobik biasanya digunakan untuk pengolahan limbah dengan beban organik yang tidak terlalu tinggi, sedangkan proses anaerobik pada umumnya digunakan untuk limbah dengan beban organik yang sangat tinggi. Proses pengolahan air limbah dengan sistem WWTP Anaerobic ini merupakan suatu sistem pengolahan air limbah tanpa menggunakan oksigen dan dilakukan oleh bakteri pengurai anaerob. Ciri khas dari sistim ini adalah terbentuknya gas metan (CH4) yang memiliki keuntungan dan kelebihan dibandingkan proses aerob.
Dalam pengaplikasian WWTP anaerobic, system ini menggunakan media biofilter dalam reaktor anaerob atau internal circulation (IC Reactor). Media biofilter yang digunakan bertujuan untuk melekatkan mikroorganisme (bakteri anaerob) sehingga berguna untuk perkembangbiakan mikroorganisme tersebut. IC Reactor adalah sebuah bentuk anaerobic digester atau biodigester dimana merupakan teknologi yang memanfaatkan proses biologis dimana bahan organic oleh mikroorganisme anaerobic terurai dalam ketiadaan oksigen terlarut (kondisi anaerob). Digester dari IC Reactor memproduksi biogas dengan konsentrasi metana C80%. Didalam reaktor dipilih sistem pertumbuhan mikroorganisme melekat pada media tumbuh dengan harapan distribusi mikroorganisme tersebar merata diseluruh reaktor tanpa bantuan energi.
Pada umumnya, proses anaerobic dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap hidrolasi dan fermentasi; tahap pembentukan asam asetat; dan tahap pembentukan metana.
Contoh proses pengolahan anaerobik yaitu sistem anaerobik filter atau dikenal juga dengan sebutan Fixed Bed Reactor atau Fixed Film Reactor. Fixed Bed Reactor adalah salah satu cara pengolahan limbah yang menerapkan proses biologis secara anaerob dengan menggunakan sistem pertumbuhan mikroorganisme melekat. Mikroorganisme tumbuh dan berkembang dengan menempel pada suatu media. Didalam reaktor dipilih sistem pertumbuhan mikroorganisme melekat pada media tumbuh dengan harapan distribusi mikroorganisme tersebar merata diseluruh reaktor tanpa bantuan energi (Padmono 2003).
Kelebihan penggunaan WWTP Anaerobik :